Rabu, November 22, 2017

Sambal Terasi Enak Kalau Terasinya Tidak Kebanyakan

Sekarang, saya sering antisipasi apakah sayuran yang pedas atau sambal mengandung terasi atau tidak. Menganalisanya pun mudah yaitu dari baunya yang khas. Kalau ada, saya akan menolak untuk makan. Jika tidak ya saya akan makan.

Saya dulu tidak memusingkan perkara ada terasinya atau tidak. Makan ya makan saja. Hal ini terjadi semenjak adik saya suka dengan terasi dan sering masak sayur ditambah terasi. Ceritanya, Makde memasak sayuran pedas, adik saya kebetulan berkunjung di rumah Makde. Di saat merasakan nikmatnya sayuran itu adik saya bertanya kira-kira begini :

Adik : "Makde, ini sayurnya enak? Gimana cara membuatnya?".

Makde : "Ya, biasa saja. Kamu sendiri kan tahu (adik saya ini jago masak). Tapi, biar tambah jos rasanya ditambah terasi."

Adik : "Ooo gitu, jadi ditambah terasi. Kalau gitu, besok-besok, aku masak ditambah terasi."

Makde : "Bagus itu."

Sejak hari itulah adik saya kalau masak sayur pedas selalu ditambah terasi bila tersedia.

Awalnya, saya tidak menyadari, kalau ada terasi. Yang saya ingat masakannya mulai dari terong pedas, sayur telur goreng kuah pedas, sayur jipang pedas, dan lain-lain. Rasanya sangat enak. Bisa dibilang 90 % masakannya selalu enak.

Soal terasi ini, sekali lagi, belum menjadi bahan omelan saya. Bahkan saya pernah beli terasi dengan tujuan sebagain bahan campuran pada nasi untuk memberi makan kucing. Dan itu tidak berhasil dengan baik, kucing saya tidak suka. hehe...

Kembali ke sayuran adik saya, jadi setelah hari ke hari mungkin bulan ke bulan saya menikmati tanpa menyadari perubahan dalam respon saya terhadap terasi. Sampai hari di mana, saya mulai merasakan bau yang enek di perut saat menyantap sayuran-sayuran khas terasi ini. Batin saya mengatakan "Enak rasanya, tapi kok jadi mual begini ya perut saya.". Akhirnya, saya menemukan plastik bungkus terasi.

Aku pun bertanya, "Hei, Dik, ini sayurnya kamu kasih terasi ya."

"Iya," jawab adik saya.

Aku pun diam saja, sambil manggut-manggut. Dan tidak protes, tidak ngomel juga, pasalnya saya tidak terlalu pandai dalam hal ini. Lagipula adik saya ini kalau digalaki dia malah tambah galak.

****

wikipedia.org

Mengapa terasi menjadi tidak menyenangkan bagi saya?

Karena, adik saya kemungkinan besar menambahkan terasi pada olahan, satu batang terasi yang ukuran kecil, terlalu banyak. Hal itu merubah asosiasi saya terhadap terasi dari hal yang biasa jadi tidak baik, yang saya rasakan menjadi bau yang menyengatkan, enek diperut.

Ini pun telah terkonfirmasi oleh Makde, "Mungkin adikmu terlalu banyak nyampur terasinya."

Ditambah, kata-kata Om, "Ya sambal terasi itu enak, kalau takaran terasinya pas, kalau kebanyakan ya tidak enak."

Demikian.

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Tentu feedback Anda sangat membangun kemajuan blog ini. Terima kasih banyak atas feedback Anda. Kebahagian senantiasa menyertai Anda. Amin.